Jumat, 31 Maret 2023
  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Karir
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
Advertisement
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • TNI – Polri
  • Ekbis
  • Infotainment
  • Ragam
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Warta Sunda
No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • TNI – Polri
  • Ekbis
  • Infotainment
  • Ragam
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Warta Sunda
No Result
View All Result
Bewarajabar.com
No Result
View All Result
Home Pendidikan

LKS Merusak Eraborasi dan Ekplorasi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Admin 001 by Admin 001
28 Februari 2023
0
LKS Merusak Eraborasi dan Ekplorasi Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Ilustrasi buku/pixabay via surya

Share on FacebookShare on Twitter

Bewarajabar | Bandung – Dalam kegiatan kegiatan belajar dan mengajar perlu sebuah eklorasi dan eraborasi yang disesuaikan dengan kondisi Lingkungan Siswa.

Sehingga mereka bisa membumikan hasil pembelajarannya karena sesuai dengan lingkungan yang ada. Begitulah konsep kurtilas telah kita pahami.

Kemudian perubahan kurikulum menjadi Merdeka juga tidak merubah esensi dari kurtilas. Ekplorasi dan eraborasi tetap masih jadi andalan guru unruk membuka main set siswa hingga mereka memiliki empat kecerdasan dasar yang perlu dimiliki manusia dalam menyikapi perubahan zamannya.

Kita paham Lembaran Kerja Siswa dari sebuah penerbit tidak mungkin dipecah menjadi segmental wilayah.

Tapi mereka akan membuat sebuah LKS dengan kondisi umum supaya sebaran pasarnya luas. Contoh LKS bahasa Sunda tidak mungkin dibuat untuk keperluan dialek daerah.

Tapi disamakan kondisinya di Jawa Barat, hal ini dilakukan oleh penerbit agar segment pasarnya menjadi luas. Dan tentu orientasi penerbit bukan kwalitas anak didik tapi keuntunga.

Untuk hal itu LKS menafikan ekplorasi dan eraborasi. Yang ditulisnya hanyalah teori dan hapalan. Tanpa ekplorasi dan eraborasi yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan belajar mengajarnya.

Terkadang LKS tidak memberikan ruang untuk ekplorasi dan eraborasi. Mereka hanya membuat soal yang tersurat dari bahasan yang disajikan oleh LKS tersebut.

Hal ini akan membuat guru yang berpedoman kepada LKS sangat terbatasi ruang gerak berpikirnya.

Namun dilapangan penggunaan LKS ini masih marak digunakan oleh sekolah. Hal ini membuat guru menjadi kaku.

Bisa menoak dengan konsekwesi karena sekolah mewajibkan LKS. Jika digunakan akan memasung ekplorasi dan eraborasi kompetensi dasar yang akan dibahas dan disampaikan.

Diawal kurtilas digulirkan seorang penulis buku sumber beramanat kepada peserta yang berjumlah 800 orang dari Jawa Barat.

“Ibu dan bapa buku ini bukan untuk dipakai dalam kegiatan mengajar dan belajar. Hanya sebagai bahan acuan dan pertimbangan. Dlam kegiatan belajar dan mengajar tentunya ibu dan bapak harus mengekplorasi dan mengeraborasi materi sesuai KD dan sesuai Lingkungan dimana ibu dan bapa mengajar”.

Jangankan LKS bahkan buku Sumber juga hanya sebagai pertimabangan dalam kegiatan belajar dan mengajar.

Banyak guru yang kehabisan waktu sedangkan materi masih banyak. Hal ini karena ibu dan bapak guru tersebut mengikuti paparan dari buku Sumber.

Padahal paparan buku sumber bukan harus diikuti tapi hanysa sebagai referensi. Acuan belajar dan mengajar tetap pada Kompetensi Dasar yang dikembangkan melalui eklorasi dan eraborasi.

Karena jika siswa telah tumbuh rasa ingin tahunya. Maka ia dengan semdirinya akan mengali materi yang mereka ingin memahaminya.

Capaian pembelajaran jadi patokan untuk membahas materi yang pendting dalam capaian tersebut. Sedangkan buku sebagai sumber pembelajaran harus rinci dalam membahas materi.

Hal inilah yang menyebabkan bapak dan ibu guru merasa jamnya kurang. Karena mereka berupaya memberikan materi dari buku sumber bukan dari pemahaman, ekplorasi dan eraborasi ibu dan bapak gurunya. Narasumber dalam pembinaan juga seperti itu memberi pencerahan kepada ibu dan bapak guru.

Namun kenapa di lapangan buku sumber, bahkan LKS menjadi sakral bagi guru dan merasa wajib untuk jadi pegangan?

Jika kita jujur ini hubungannya dengan keuntungan. Sekolah yang menjual LKS ke siswa memberi keuntungan kepada gurunya.

Dan Sekolah atau koordinator juga mendapat balas jasa dari penerbit. Sedangkan penerbit tidak bertanggungjawab terhadap kecerdasan bangsa karena mereka bisnis dan menacri keuntunga.

Kemudian siapa yang harus menengahi hal ini. Tetu pengawas yang sangat berat untuk melarang sekolah menjual LKS karena mungkin Penerbit juga sudah memberikan keuntungan kepada dinas terkait.

Dan akhirnya LKS menjadi gunung es. Tak bermanfaat dan menghalangi krativitas dan inovasi guru dalam ekplorasi dan eraborasi. Serta memberatkan bagi masyarakat yang tidak mampu.

Jika satu mata pelajaran LKS sepuluh ribu rupiah. Dengan materi peminatan pelajaran di Indonesia menjadi lebih dari sepuluh pelajaran.

Dalam satu semster saja lebih dari Rp. 100.000,- masyarakat mengeluarkan dana untuk LKS selama tiga tahun LKS yang dibeli lebih dari Rp. 600.000,- dan itu tidak bisa dipakai oleh adiknya.

Bukan hanya pendidikan menjadi mahal LKS juga memasung kreatifitas guru dalam mengekploorasi dan mengeraborasi mata pelajarannya.

Penulis LKS tidak mungkin mebuat sebuah beragam ekplorasi dan eraborasi sesuai dengan kondisi sekolah.

Kadang-kadang LKS ditulis sangat dangkal dan sempit tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang katanya menuju titik nol empat.

LKS hanya mewakili gurita Komersialisasi pendidikan yang sulit kita berantas. Saat awal kuritilas dimulai LKS sepi tak ada dibangku Sekolah. Namun saat ini bergati mentri mulai marak kembali LKS di bangku Sekolah.

Perlu sebuah kesadaran bagi para pendidik bahwa keuntungan dari menjual LKS ke siswa tersebut tiidak sepandan dengan madhorotnya.

LKS bagai candu di pendidikan yang harus kita musnahkan dalam benak dan pemikiran pengajar dan praktisi pendidikan.

Sangat ironi jika ada guru yang dihubungi oleh kurikulum untuk membantu memasarkan LKS dengan cara harus menggunakan LKS Kendati tidak sesuai dengan RPP yang dibuatnya.

Untuk apa cape-cape membuat rancangan pembelajaran jika ahirnya harus dipaksa menggunakan LKS oleh pihak Sekolah.

Jika LKS sesuai dengan ekplorasi dan eraborasi guru mata pelajaran tidaklah jadi masalah. LKS ini jauh dibawah standar dan kelayakan menurut KURTILAS.

Maka marilah kita sadari bahwa LKS ini adalah virus kreatifitas dan inovatifitas guru dalam mengembangkan daya nalar siswa untuk mencerdaskan spiritual, intelektual, sosial dan keterlampitannya. Pun.

Previous Post

Sekda Jabar Raih Penghargaan Kepemimpinan Digital

Next Post

Belum Ditemukan Varian 2.3.4.4b di Jabar, Pemdaprov Lakukan Tujuh Langkah Pencegahan Flu Burung

Admin 001

Admin 001

Related Posts

Kadisdik Bersama Wagub Jabar Resmikan Dojo dan Ruang Perangkat Siswa Rekayasa Perangkat Lunak SMKN Manonjaya
Pendidikan

Kadisdik Bersama Wagub Jabar Resmikan Dojo dan Ruang Perangkat Siswa Rekayasa Perangkat Lunak SMKN Manonjaya

17 Maret 2023
Wow! Tiga SLB Sekolah Penggerak di Kabupaten Kuningan Pamerkan Karya
Pendidikan

Wow! Tiga SLB Sekolah Penggerak di Kabupaten Kuningan Pamerkan Karya

17 Maret 2023
Kadisdik Jabar Buka Rakor Pengawas dan Kepala SMA, SMK, SLB Negeri di Cadisdik Wilayah VI
Pendidikan

Kadisdik Jabar Buka Rakor Pengawas dan Kepala SMA, SMK, SLB Negeri di Cadisdik Wilayah VI

17 Maret 2023
USB YPKP Bandung Gelar International Guest Lecture Guna Menambah Keilmuan di Era Digital
Pendidikan

USB YPKP Bandung Gelar International Guest Lecture Guna Menambah Keilmuan di Era Digital

4 Maret 2023
Kadisdik Jabar Buka Sosialisasi Persiapan PPDB SMA, SMK, dan SLB Tahun 2023
Pendidikan

Kadisdik Jabar Buka Sosialisasi Persiapan PPDB SMA, SMK, dan SLB Tahun 2023

17 Maret 2023
KKN Tematik Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Universitas Widyatama Berikan Learning Experience Bagi Mahasiswa
Headline

KKN Tematik Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka Universitas Widyatama Berikan Learning Experience Bagi Mahasiswa

1 Maret 2023
Next Post
Belum Ditemukan Varian 2.3.4.4b di Jabar, Pemdaprov Lakukan Tujuh Langkah Pencegahan Flu Burung

Belum Ditemukan Varian 2.3.4.4b di Jabar, Pemdaprov Lakukan Tujuh Langkah Pencegahan Flu Burung

Comment

Bewarajabar.com

Copyright © 2023 Bewarajabar.com . All Rights Reserved

Portal Berita Online Jawa Barat Terpercaya

  • Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Karir
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber

Ikuti Kami

No Result
View All Result
  • Home
  • Nasional
  • Regional
  • TNI – Polri
  • Ekbis
  • Infotainment
  • Ragam
  • Peristiwa
  • Pendidikan
  • Warta Sunda

Copyright © 2023 Bewarajabar.com . All Rights Reserved