Bewarajabar | Kab. Bandung – Sejumlah peserta bimbingan teknik (bimtek) keluarga tangguh bencana (katana) di daerah aliran sungai melaksanakan simulasi pada kegiatan akhir bimtek tersebut di Desa Ciluluk Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Jumat (20/5/2022). Simulasi itu untuk mengurangi risiko bencana.
Para peserta bimtek yang mencapai 40 orang yang berasal dari lima desa di Kecamatan Cikancung itu, melaksanakan observasi lapangan untuk melihat keadaan disaat terjadi bencana gempa bumi.
Pelaksanaan simulasi disaat terjadi bencana itu, dilaksanakan di tiga rumah warga, yaitu rumah permanen dan rumah panggung.
Simulasi keluarga tangguh bencana yang dilaksanakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung itu melibatkan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) Kabupaten Bandung, merupakan rangkaian pelaksanaan bimtek katana yang dilaksanakan di Desa Ciluluk sejak Selasa (17/5/2022) hingga Jumat ini.
Sebelum dilaksanakan simulasi, para peserta dari perwakilan keluarga Desa Ciluluk, Srirahayu, Mekarlaksana, Cihanyir dan Desa Cikancung itu, mereka dibekali tentang wawasan manajemen bencana, pengenalan risiko bencana, kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di daerah wilayah sungai, pengenalan rumah aman bencana.
Selain itu, peran ibu dalam membangun ketangguhan keluarga dan masyarakat menghadapi bencana.
Mereka juga dibekali rencana siaga keluarga, rencana evakuasi bencana, rencana kontijensi, peringatan dini berbasis masyarakat dan pertolongan pertama.
Penyampaian wawasan kebencanaan itu turut dihadiri Ketua TP PKK Kabupaten Bandung Hj. Emma Dety Supriatna, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama.
Emma Dety menyampaikan pemahaman atau wawasan terkait peran ibu dalam membangun ketangguhan keluarga dan masyarakat menghadapi bencana.
“Saat ini, para peserta Bintek katana sedang melakukan simulasi di lapangan, saat menghadapi bencana gempa bumi,” kata Ketua FPRB Kabupaten Bandung Wewen Mulyadi di sela-sela simulasi pelaksanaan Bintek katana di Desa Ciluluk, Jumat siang.
Pada tahapan pelaksanaan simulasi itu, kata Wewen, mulai dari pembuatan jalur evakuasi di rumah rawan bencana.
Kemudian mencari tempat aman, untuk menyelamatkan diri disaat terjadi bencana.
“Kemudian mencari atau menentukan titik kumpul untuk menyelamatkan diri, disaat terjadi bencana gempa bumi,” tutur Wewen.
Pada simulasi itu juga, kata Wewen, para peserta berusaha untuk mengevakuasi keluarga yang selamat untuk menghindari reruntuhan atau rumah yang roboh.
“Inilah pentingnya kita membuat jalur evakuasi dan titik kumpul untuk menyelamatkan diri disaat terjadi gempa bumi,” katanya.
Disaat satu wilayah itu terdampak bencana gempa bumi, disebutkan Wewen, dalam simulasi ini para peserta lebih dulu memprioritaskan mengevakuasi dulu keluarga, kemudian tetangga dan warga sekitar.
“Makanya dalam pelaksanaan simulasi ini lebih pada keluarga tangguh bencana, sehingga lebih fokus pada penyelamatan keluarga disaat terjadi gempa bumi,” tuturnya.
Ia mengatakan, melaksanakan Bintek katana ini lebih difokuskan pada gempa bumi, karena kelima desa asal para peserta itu berada pada sesar Cikuya, sehingga rawan terjadi gempa bumi.
Selain rawan gempa bumi, juga rawan longsor dan banjir, yang harus diwaspadai oleh keluarga mereka.
“Pada pelaksanaan simulasi ini, juga turut dibuatkan peta evakuasi keluarga, untuk mengurangi risiko bencana. Selain harus punya peta evakuasi, juga keluarga masing-masing harus paham bagaimana penyimpanan barang-barang disaat mengantisipasi terjadi bencana gempa bumi,” katanya.
Tetapi sejauh ini, FPRB menilai rumah panggung dinilai cukup aman dari ancaman bencana gempa bumi.
Berbeda dengan rumah permanen, dinilai cukup rawan dari ancaman gempa bumi.
“Disaat berada di rumah, usahakan dalam penyelamatan diri kita harus merunduk dan melindungi diri dari benda yang mudah ambruk maupun jatuh saat berada di dalam rumah. Selain itu cari tempat yang aman dan menjauh dari lokasi rumah yang rawan diterjang gempa bumi. Tapi sejauh ini, rumah panggung relatif aman dari bencana gempa bumi,” tuturnya.
Para peserta Bintek katana sedang melaksanakan simulasi keluarga tangguh bencana disaat menghadapi bencana gempa bumi di Desa Ciluluk Kecamatan Cikancung Kabupaten Bandung, Jumat (20/5/2022).