Bandung, bewarajabar.com — Sejak bada subuh, sejadah-sejadah sudah tergelar di di ruang Arab Pendopo Kota Bandung. Sejadah tersebut akan dipersiapkan untuk pelaksanaan salat Idulfitri oleh keluarga Wali Kota Bandung Oded M. Danial.
Saat matahari mulai muncul dari timur, takbir-takbir mulai dilantunkan oleh anggota keluarga di rungan itu. Satu-persatu keluarga Pendopo berkumpul di ruang arab menunggu saatnya salat Idulfitri tiba.
Memasuki waktu duha, atau ketika matahari mulai naik sepenggalahan, Thyazen Abdo Alhakimi, salah seorang menantu Oded, mulai mengambil tempat untuk menjadi imam salat. Ia membacakan surat Al-A’la di rakaat pertama, dan surat Adh-Dhuha di rakaat kedua.
Selanjutnya, ia pun menjadi khatib dengan menyampaikan hadis tentang nasihat malaikat Jibril yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Ia menjelaskan bahwa Jibril memberikan tiga nasihat kepada Nabi Muhammad.
“Hiduplah sesukamu, tapi ingat nanti kamu akan mati. Cintailah sesuatu, tetapi ingat suatu saat akan berpisah. Berbuatlah apa yang engkau inginkan, suatu hari engkau akan dapat balasannya,” tutur Thyazen yang juga seorang hafiz Quran ini.
Seusai khutbah, anak dan menantu Oded pun melakukan sungkem untuk saling bermaaf-maafan. Oded dan istri, Siti Muntamah, tak kuasa menahan air mata saat satu persatu anak-anak dan menantunya menciumi tangan dan memeluk mereka.
Suasana Idulfitri tahun ini memang berbeda bagi keduanya. Tak semua putri mereka hadir di Pendopo untuk merayakan lebaran bersama. Putri sulung mereka yang berdomisili di Indramayu tak ikut mudik untuk bertemu dengan orang tuanya.
Hal yang sama juga mungkin dirasakan oleh sebagian warga Kota Bandung. Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan pada berbagai sisi kehidupan. Oded pun merasakan hal yang sama.
Walaupun suasana idulfitri yang berbeda dari biasanya, tapi saya berharap mudahan tidak mengurangi keberkahan kita,” ungkap Oded usai bermusafahah, Minggu (24/5/2020).
“Terpenting adalah bagaimana kita di penghujung Ramadan ini melakukan perpisahan dengan ‘syahrummubarak’ ini dengan mengambil hikmah dari semsaa Ramadan,” imbuhnya.
Momentum Ramadan dan Idulfitri tahun ini juga dimanfaatkan Oded untuk memperkuat ukhuwah keluarga. Ramadan biasanya menjadi bulan terpadat Oded karena memiliki agenda yang banyak bersama masyarakat. Namun sekarang ia justru lebih banyak di rumah karena keadaan yang tidak memungkinkan. Ia bersama istri pun bisa memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan anak-anak.
“Ini adalah momentum kesempatan Mang Oded untuk membangun ukhuwah di keluarga, antara Mang Oded dengan Umi karena lebih sering berada di rumah. Yang paling terasa adalah bagaimana membangun kedekatan antara Mang Oded sebagai ayah, sebagai suami, sebagai kakek,” katanya.
Sebagai kepala daerah, ia kerap memanjatkan doa untuk Kota Bandung selama bulan Ramadan. Ia percaya saat Ramadan doa-doa akan dikabulkan.
“Mang Oded meminta keberkahan karena Ramadan adalah bulan penuh berkah. Mang Oded juga meminta naungan rahmat karena Ramadan adalah bulan penuh rahmat, serta memperbanyak istighfar atau memohon ampunan,” tuturnya. *