Bandung,bewarajabar.com- Satuan Brimob Polda Jabar dipimpin oleh pejabat Perwira Menengah Polri berpangkat Komasaris Besar (Kombes). Saat ini Sat. Brimob Polda Jabar dipimpin oleh Kombes Pol. Asep Saepudin, S.I.K. Demikian disampaikan AKBP. Moch. Andri, S.St., selaku Komandan Batalyon A Pelopor Sat Brimob Polda Jabar dalam sebuah talkshow di salah satu radio di Kota Bandung.
Lebih lanjut AKBP Moch. Andri, S.St., mengatakan tugas utama Gegana ada tiga, yaitu mengatasi teror, SAR dan jihandak (penjinakan bahan peledak). Secara umum, hampir semua anggota Gegana mampu melaksanakan ketiga tugas utama tersebut. Namun, kemampuan khusus yang lebih tinggi hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu.
Gegana tidak memiliki Batalyon atau pun Kompi. Kesatuan yang lebih kecil dari resimen adalah detasemen. Setelah itu Subden dan yang paling kecil adalah Unit. Satu unit biasanya terdiri dari 10 orang. Satu Subden 40 orang, dan satu detasemen beranggotakan 280-an orang.
Satu operasi biasanya dilakukan oleh satu unit. Karena itu, dari sepuluh personel dalam satu unit tersebut, harus ada enam orang yang memiliki kemampuan khusus. Masing-masing: dua orang memiliki kemampuan khusus yang lebih tinggi di bidang jihandak, dua orang di bidang SAR dan dua lagi ahli teror. Kedua orang itu disebut operator satu dan operator dua. Yang lainnya mendukung.
Misalnya untuk teror, operatornya harus memiliki keahlian menembak jitu, harus memiliki kemampuan negoisiasi, ahli dalam penggebrekan dan penangkapan. Namun semuanya tidak untuk mematikan. Sebab setiap operasi Gegana, pertama-tama adalah berusaha untuk menangkap tersangka dan membawa ke pengadilan. Kecuali dalam keadaan terpaksa, yang mengancam jiwa orang yang diteror.
” Sementara untuk SAR, dituntut memiliki kemampuan dasar seperti menyelam, repling, jumping, menembak, juga P3K,” bebernya.
AKBP Moch Andri menginformasikan bahwa operator Jihandak, harus memiliki keahlian khusus di bidangnya. Setiap anggota Gegana secara umum memang sudah diperkenalkan terhadap bom. Ada prosedur-prosedur tertentu yang berbeda untuk menangani setiap jenis bom, termasuk waktu yang dibutuhkan.
Gegana mempunyai tiga kendaraan taktis EOD (explosive ordinance disposal) yang sudah lengkap dengan alat peralatan. Selain di Gegana, kendaraan EOD masing-masing satu unit yang berada di Polda Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
(Bully Tarongkeng)