KAB. TASIKMALAYA, bewarajabar.com — Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mendeklarasikan kelompok Santri Tani (Santani) Jabar Juara di Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Huda Al Ruzhan, Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (21/12/19).
Deklarasi ini diawali dengan penanaman 700 pohon dengan simbolis dengan jenis pohon yang terdiri dari pohon keras dan tanaman holtikultura atau tanaman produktif di lahan seluas 7 hektare untuk dimulai dari total kontribusi hektare lahan yang dituju.
Melalui deklarasi Santani Jabar Juara, Uu berharap hal itu menjadi motivasi bagi para santri di seluruh Jabar agar bisa bertani.
“Karena pertanian cocok untuk para kiai sangat cocok. Para kiai untuk mendapatkan atau memenuhi kebutuhan perikanan yang pas dari pertanian dan perikanan, ”tutur Uu.
“Kalau berdagang memang bisa, tapi untuk berdagang harus pulang pesantren atau pergilah suka pesantren, biarkan tetap diam di pesantren tapi dapatkan hasil atau pendapatan yang cocok lewat pertanian,” tegasnya.
Jika ditambahkan, gerakan Santani juga dilakukan untuk mendorong kemandirian pesantren dari sisi ekonomi sehingga pesantren dapat membiayai kebutuhan operasionalnya tidak hanya mengandalkan para dermawan.
Selanjutnya, deklarasi Santani Jabar Juara akan digelar di berbagai pesantren di seluruh kota / kabupaten Jabar. “Saya akan terapkan ini (gerakan Santani) di seluruh (kota / kabupaten) Jawa Barat,” ucap Uu.
Sementara Santani Jabar Juara merupakan program kolaborasi antara Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar dan Dinas Kehutanan Provinsi Jabar. Oleh karena itu, para santri akan diberikan pelatihan dan pendampingan dari para penyuluh pertanian dan kehutanan.
Kepala Seksi Pengujian dan Pengawasan Alat Pertanian UPTD Balai Pengembangan Mekanisasi Pertanian Dinas Pangan dan Hortikultura Provinsi Jabar Agus Guntara sementara itu berujar, pihaknya memiliki konsep pertanian yang dikembangkan untuk gerakan Santani.
“Santri nanti kita kerahkan, jangan gaptek (gagap teknologi) dengan mesin pertanian, santri jangan gaptek dengan produksi benih padi itu seperti apa,” kata Agus.
Menurut Agus, Santani pun bisa menjadi cikal bakal peternakan pertanian. Hal ini bisa menjadi sarana untuk mewujudkan pesantren yang masagi dan mandiri sebagai akselerasi visi Jabar Juara Lahir dan Batin.
“Jadi, saya tekankan lagi awal dari real pertanian asli dari pedesaan dan pedesaan tidak lepas dari pesantren,” ucap Agus.
“Kalau pesantren sudah masagi, Insyaallah apa yang disebut Jabar Juara dengan santri tani yang juara, dengan petani muda juara, itu cikal bakalnya tumbuh dari santri,” tutupnya. (*)