Info Bpjs Kesehatan – Dalam dunia pengobatan atau lingkungan rumah sakit kita sering mendengar istilah INA CBGs, bagi orang awam yang tidak pernah membaca atau berobat kerumah sakit niscaya galau apa itu INA CBGs. Baru gres ini aku membaca masalah pasien Bpjs kesehatan yang naik kelas VIP yang menanggung biaya pengobatan yang jumlahnya sangat besar menyerupai yang dialami seorang penanya di lembaga tanya jawab pertanyaanya menyerupai ini:
“Bapak aku juga sanggup jatah kls 1, tp wktu dirawat di RS kami naik kelas VIP. pas sesudah pulang aku sangat kaget biaya dari rumah sakit 30 jt, sedangkan tanggungan bpjs cuma 3 jt. kok sanggup selisihnya 10 kali yahh??? lebih absurd lagi diagnosis dari dokter begitu banyak tapi kok yg sanggup di klaim bpjs cuman 3 jt. itupun dibilang penyakitnya ringan padahal dirawat 16 hari,, sungguh tidak masuk akal”
Besaran biaya inilah berafiliasi dengan Sistem klaim INA CBGs. Lalu apa sih pengertian INA CBGs ini?? aku kutip dari situs http://inacbg.blogspot.co.id/ INA-CBG merupakan sebuah abreviasi dari Indonesia Case Base Groups yaitu sebuah aplikasi yang dipakai rumah sakit untuk mengajukan klaim pada pemerintah. Menurut kepala Dinas kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, INA-CBG merupakan sistem pembayaran dengan sistem “paket”, menurut penyakit yang diderita pasien.
“INA-CBG’s merupakan sistem pengelompokan penyakit menurut ciri klinis yang sama dan sumber daya yang dipakai dalam pengobatan.“Pengelompokan ini ditujukan untuk pembiayaan kesehatan pada penyelenggaraan jaminan kesehatan sebagai pola pembayaran yang bersifat prospektif,” KJS menerapkan sistem pembayaran ini untuk pelayanan gres kesehatan bagi warga Jakarta. Arti dari Case Base Groups (CBG) itu sendiri, ialah cara pembayaran perawatan pasien menurut diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama.
Rumah Sakit akan mendapat pembayaran menurut rata-rata biaya yang dihabiskan oleh untuk suatu kelompok diagnosis. Untuk lebih gamblang, sebuah tumpuan dipaparkan Dien. Misalnya, seorang pasien menderita demam berdarah. Dengan demikian, sistem INA-CBG sudah “menghitung” layanan apa saja yang akan diterima pasien tersebut, berikut pengobatannya, hingga dinyatakan sembuh. INA-CBG merupakan kelanjutan dari aplikasi INA-DRG yang lisensinya berakhir pada tanggal 30 September 2010 lalu. (Untuk diketahui, pemerintah harus membayar lisensi sebesar 4 miliar untuk INA-DRG). INA-CBG menggantikan fungsi dari aplikasi INA-DRG.
Sistem INA-CBG dikembangkan dari sistem casemix dari UNU-IIGH (The United Nations University-International Institute for Global Health). Proyek UNU INA-CBG ini dibiayai oleh Australian Agency for International Development (AusAID). Manual untuk INA-CBG ini sendiri telah resmi diserahkan pada Kementrian Kesehatan Indonesia pada tanggal 9 Januari 2013 lalu.
Baca juga: Ketentuan Pasien Bpjs Yang Naik Kelas VIP
Jika ingin info lebih lengkap mengebain INA CBGs download saja file pdf ini INA-CBGs Membuat Biaya Kesehatan Lebih efektif.Pdf Begitulah klarifikasi singkat kengenai apaitu INA-CBGs, biar ini bermanfaat…