Jakarta, Bewarajabar.com – Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menyelenggarakan dialog publik dan penyampaian aspirasi para pegiat seni bersama Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur Jakarta, yang bertempat di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki (TIM).
Forum Dialog Pegiat Seni Bersama Pasangan Calon Gubernur dan Calon Wakil Gubernur dengan tajuk “Seni dan Budaya Sebagai Pilar Pengembangan Jakarta Kota Global” mengajak para calon untuk mendengarkan temuan-temuan lapangan para pegiat seni tentang bagaimana seni dan budaya akan berperan dalam pembangunan kota global Jakarta.
Seni dan budaya memiliki kemampuan untuk membentuk citra sebuah kota. Bagi Jakarta, kekayaan budaya yang mencakup tradisi Betawi, tradisi budaya Nusantara lainnya , dan seni kontemporer memberikan fondasi yang kuat dalam membangun identitas kota global.
Melalui festival-festival internasional, pameran seni rupa, hingga kolaborasi lintas budaya, apalagi jika seni dan budaya diintegrasikan ke dalam banyak sektor lainnya dalam membangun, maka Jakarta akan berpotensi untuk menarik perhatian dunia sebagai pusat kebudayaan yang dinamis.
Meski tidak lagi menjadi ibu kota negara, Jakarta tetap memegang peran penting, terutama untuk menjadi kota global dan kota bisnis.
Jakarta saat ini sedang menghadapi tantangan dalam memperbarui identitasnya, kota ini harus mengembangkan positioning baru, dan salah satu narasi yang mengemuka adalah Jakarta sebagai kota global.
Ketua Harian Dewan Kesenian Jakarta, Bambang Prihadi, mengatakan setelah Jakarta tak lagi menjadi ibukota, juga harus merumuskan ulang posisinya.
Disebut-sebutlah peran baru Jakarta sebagai kota global dan kota kreatif. Karena itu seni menjadi penting dan berperan besar dalam pembacaan dan penataan ulang.
“DKJ dibentuk sejak awal sebagai mitra strategis gubernur dalam mengembangkan kesenian di Jakarta. Dalam perjalanannya peran itu bisa turun naik tergantung preferensi Gubernur. Dialog publik ini tujuannya untuk mengingatkan sejak awal, siapapun gubernur yang terpilih nanti untuk mendengarkan seniman dan budayawan dan libatkan lembaga-lembaga kesenian dan kebudayaan yang sudah eksis sejak lama di Jakarta dan terbukti punya peran besar membangun kebudayaan di Jakarta,” kata Ketua DKJ Bambang Prihadi
Dalam konteks globalisasi yang semakin pesat, penting bagi kita untuk menyelaraskan tujuan-tujuan global dengan identitas lokal yang kaya dan beragam.
Seni dan budaya memiliki peran strategis dalam menciptakan ruang dialog antara komunitas, menjaga warisan budaya, serta mendukung pembangunan berkelanjutan. Mengacu pada penelitian dari Brookings Institution (2022), kota yang berhasil dalam pembangunan global memiliki kebijakan budaya yang kuat, yang tidak hanya mendukung pelaku seni, tetapi juga mendorong keterlibatan publik dan dialog lintas budaya. Dewan
Kesenian Jakarta mendorong agar seni dan budaya tetap menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan kota.
Ketua DKJ Bambang Prihadi mengatakan “DKJ telah mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan bahwa seni dan budaya dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, melalui program-program yang inklusif seperti pameran di ruang publik, pertunjukan seni, hingga lokakarya seni untuk masyarakat urban. Dengan demikian, seni tidak hanya menjadi bagian dari budaya elit, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan sosial yang memperkuat identitas masyarakat kota.”
Dewan Kesenian Jakarta terus menunjukkan komitmen untuk berperan sebagai jembatan yang kokoh antara pemerintah, seniman, dan masyarakat.
Dewan Kesenian Jakarta memiliki visi untuk menciptakan ekosistem seni yang inklusif dan berkelanjutan, serta memainkan peran kunci dalam mendukung perkembangan seni dan budaya melalui berbagai program dan advokasi kebijakan.
Dalam proses reposisi ini, Dewan Kesenian Jakarta tidak hanya berfungsi sebagai penyelenggara acara seni, tetapi menjalankan peran sebagai perancang kebijakan yang mendorong keterlibatan aktif seniman lokal dalam pembangunan kota.
Dewan Kesenian Jakarta merespons dinamika perkotaan dengan merumuskan kebijakan-kebijakan yang mendukung kolaborasi lintas sektor. Pendekatan interdisipliner ini menjadi landasan penting dalam menjaga relevansi seni di tengah perkembangan kota yang terus berubah.
Reposisi DKJ juga sejalan dengan upaya digitalisasi yang sedang diusung oleh berbagai sektor di Jakarta. Seni digital menjadi bagian penting dari strategi DKJ dalam menjangkau generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
Melalui program seni berbasis teknologi, seperti seni media baru, dan kolaborasi lintas disiplin antara seniman dan teknologi, DKJ menegaskan bahwa seni tidak terbatas pada medium tradisional.
Seni digital membuka peluang baru bagi seniman untuk bereksperimen dengan bentuk-bentuk kreatif yang lebih fleksibel dan interaktif, serta memperluas audiens seni ke wilayah global.
Dalam peranannya, DKJ juga aktif mendukung advokasi kebijakan yang berpihak kepada seniman dan pekerja kreatif. Tantangan yang dihadapi seniman di kota besar seperti Jakarta termasuk akses terbatas terhadap pendanaan, ruang berkarya, dan perlindungan hukum.
Dewan Kesenian Jakarta bekerja sama dengan lembaga pemerintah dan sektor swasta untuk memastikan bahwa ekosistem seni di Jakarta mampu mendukung keberlanjutan karya seni dan kesejahteraan para seniman.
Dengan adanya kebijakan yang jelas dan dukungan finansial yang berkelanjutan, DKJ berusaha membangun fondasi yang kuat bagi pengembangan seni di Jakarta.
Dewan Kesenian Jakarta berusaha menggunakan seni sebagai alat advokasi yang efektif.
Seni menjadi medium untuk menyuarakan persoalan-persoalan sosial yang seringkali terabaikan, dan DKJ berperan sebagai fasilitator yang menjembatani antara seniman dan masyarakat dalam menciptakan dialog yang konstruktif.
Dewan Kesenian Jakarta terus berkomitmen untuk menjadikan seni sebagai bagian integral dari kehidupan kota, menghubungkan manusia, ruang, dan budaya dalam satu ekosistem yang saling mendukung.
Sebagai penutup, peran seni dan budaya dalam pengembangan Jakarta sebagai kota global sangatlah vital.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat dan advokasi dari lembaga seperti Dewan Kesenian Jakarta, seni dan budaya dapat menjadi salah satu kekuatan pendorong yang memperkuat daya saing dan identitas kota. Dewan Kesenian Jakarta, melalui program-program inovatif dan kolaboratif, berkomitmen untuk terus mendorong pengembangan ekosistem seni yang inklusif, berkelanjutan, dan berkelas dunia—sebuah upaya untuk memastikan bahwa Jakarta tidak hanya dikenal sebagai pusat ekonomi, tetapi juga sebagai pusat kebudayaan global yang dinamis.