Bandung, Bewarajabar.com — Pandemi Covid-19 telah membuat dampak hampir di seluruh sendi kehidupan. Termasuk juga dampak positifnya. Salah satunya, pandemi Covid-19 telah membuat budaya gotong royong semakin kuat dan lekat.Hal itu juga yang ditunjukan pemuda RW 07 Kelurahan Sukawarna, Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung.
Di wilayah ini terdapat Kelompok Pemuda Mandiri yang punya misi memberdayakan masyarakat sekitar dari hasil kebun di RW 07.
Kebun yang dikelola oleh Kelompok Pemuda Mandiri saat ini termasuk dalam program Buruan Sae dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung. Bahkan sebelum program tersebut bergulir mereka telah melakukan hal tersebut secara swadaya.
Lurah Sukawarna, R Nana Hadiana mengatakan, pembentukan Kelompok Pemuda Mandiri sebetulnya sejak akhir 2019 lalu guna memaksimalkan potensi yang ada di wilayah tersebut.
“Jadi waktu itu saya memanggil potensi-potensi yang ada di sini, khususnya para pemuda. Akhirnya kita memaksimalkan potensi yang ada. Banyak lahan kosong, kenapa tidak dimanfaatkan berkebun,” katanya saat ditemui di Sekretariat Kelompok Pemuda Mandiri RW 07, Senin 11 Januari 2021.
“Jadi di sini pemudanya juga hobi berkebun. Ada juga yang beternak. Akhirnya dikumpulkan menjadi satu kelompok. Supaya istilahnya mereka tidak bergerak masing-masing,” lanjutnya.
Menurut Nana, setelah berkelompok akan lebih mudah untuk meminta bantuan pada Dinas terkait, seperti Dispangtan untuk fasilitas dan hal lainnya.
“Dan kebetulan juga saat ini masa pandemi Covid-19, dikaitkan juga dengan ketahanan pangan. Kita pun mendukung dari awalnya swadaya masyarakat dan kewilayahan hingga ke Dinas,” katanya.
“Dan alhamdulillah setelah seperti ini masyarakat banyak yang ingin berkebun juga. Jadi para pemuda ini juga selain membagikan hasil panen, membuat olahan yang diproduksi sehingga bisa dijual,” imbuh Nana.
Sementara itu, Sekretaris Kelompok Pemuda Mandiri, Maman Suryawaman mengatakan visi-misi dari Kelompok Pemuda Mandiri adalah ingin menyejahterakan semua anggotanya.
Sehingga harus ada terobosan atau inovasi setelah kegiatan berkebun dinilai berhasil. Terlebih ada 12 titik lokasi yang dijadikan kebun.
“Awalnya kita fokus di perkebunan dulu. Semakin ke sini hasil panen lumayan banyak. Kita pun mengolah hasil panennya, seperti membuat Kriuk Pakcoy,” katanya.
“Jadi masyarakat yang lain, seperti ibu-ibu di lingkungan ini bisa ikut andil juga dengan memasak olahan pakcoy itu. Kita juga sedang merencanakan inovasi lain yang bisa memberdayakan,” ungkapnya.
Menurut Maman, ke depan para Pemuda Mandiri tersebut ingin mengolah dan memproduksi keperluan perkebunan seperti media tanam, sampai pupuk untuk dipasarkan.
“Jadi seperti sekam bakar, awalnya kita juga beli tapi dari segi harga ya lumayan. Akhirnya kepikiran untuk membuatnya,” katanya.
Maman mengaku berterima kasih kepada Kewilayahan dan Dinas terkait yang juga turut andil bagian di lingkungan RW 07 bersama Kelompok Pemuda Mandiri.
“Saya juga berterima kasih kepada aparat di Kelurahan yang ikut membantu, dan Dispangtan dengan program Buruan SAE juga membantu memberikan keperluan berkebun ini seperti bibit, OTG (Organic Tower Garden), polybag, dan yang lainnya,” ucapnya.*