Bandung, bewarajabar.com — Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melaporkan kondisi penanganan pandemi dan ekonomi di Jabar kepada Wakil Ketua Pelaksana Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) KSAD Jendral TNI Andika Perkasa dan Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono dalam konferensi pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Jumat (21/8/20).
Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil– memaparkan, saat ini Kota Depok menjadi satu-satunya Zona Merah atau Risiko Tinggi di Jabar. Selain itu, terdapat 14 daerah yang berada dalam level kewaspadaan Zona Kuning (Risiko Rendah) dan 12 daerah Zona Oranye (Risiko Sedang).
“Mayoritas seluruh wilayah ada di Risiko Sedang dan Rendah, kecuali Kota Depok yang masih di Zona Merah. Sehingga kami memohon ada bantuan untuk dukungan menguatkan (penanggulangan COVID-19) di Zona Merah,” ucap Kang Emil.
Dirinya menambahkan, Provinsi Jabar saat ini fokus meningkatkan rasio pengetesan usap dahak (swab test) metode uji Polymerase Chain Reaction (PCR) terhadap 50 juta jiwa penduduk. Per Jumat (21/8) pukul 18:30 WIB, telah dilakukan 196.384 tes PCR di Jabar –jumlah tertinggi di nasional setelah DKI Jakarta.
Meski begitu, untuk meningkatkan jumlah tes PCR, Kang Emil berujar bahwa pihaknya terkendala dengan kapasitas pengujian di laboratorium. Untuk itu, Kang Emil berharap agar Jabar juga bisa mendapatkan dukungan dari komite baik dalam bentuk bantuan anggaran maupun alat pengetesan PCR.
“Secara persentase pengetesan kami terlihat masih kurang maksimal, sehingga kami memohon kepada komite untuk memberi dukungan PCR dalam bentuk barangnya, atau anggaran agar kami bisa mengetes melalui lembaga-lembaga swasta yang menyediakan,” ujar Kang Emil.
“Karena kapasitas laboratorium kami yang sudah 20 jumlahnya, kapasitasnya sudah maksimal di 15 ribu sampai 20 ribu (uji sampel) per minggu padahal idealnya di 40 ribu,” tambahnya.
Terkait pemulihan ekonomi, Kang Emil menyampaikan bahwa aktivitas perekonomian sudah dibuka kembali di Jabar dengan didukung kebijakan ketat dalam penerapan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun.
Pihaknya pun telah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Jabar Nomor 60/2020 tentang Pengenaan Sanksi Administratif terhadap Pelanggaran Tertib Kesehatan dalam Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Jabar, salah satunya mengatur denda bagi warga yang tidak memakai masker.
“Agar ekonomi jalan, perlu pendisiplinan (protokol kesehatan). Per minggu ini denda masker juga akan lewat hp (handphone), siapa yang kena tilang data dan kuitansi semua masuk hp. Jadi tidak ada persentuhan fisik. Inilah cara Jabar dalam berinovasi (di tengah pandemi),” ujar Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil turut menyampaikan terkait penyuntikan dirinya bersama Kapolda Jabar dan Pangdam III/Siliwangi sebagai relawan uji klinis fase 3 vaksin COVID-19 Sinovac pada tanggal 25 Agustus mendatang.
Kepada warga lainnya, Kang Emil mengajak untuk berperang melawan pandemi global COVID-19 dengan taat melakukan protokol kesehatan terutama memakai masker.
“Jabar selalu mengklasifikasikan (pandemi) COVID-19 ini seperti perang, semua harus bela negara, tidak hanya yang punya jabatan tapi semua rakyat berjuang menyumbang tenaga, minimal menjauhi musuh (dengan menerapkan protokol kesehatan),” kata Kang Emil.
Dalam konferensi pers ini, Kang Emil juga memamerkan inovasi Jabar lainnya yakni PCR portabel atau PCR koper jinjing dengan kapasitas tes untuk delapan orang.
“Ini salah satu inovasi yang kami pergunakan. (PCR jinjing) karena Jabar ada daerah yang sulit dijangkau. Ini komitmen Jabar untuk memutus mata rantai COVID-19 sampai ke pelosok desa,” ucap Kang Emil.
Sementara itu, Wakil Ketua Pelaksana I KPCPEN KSAD Jendral TNI Andika Perkasa mengatakan, kedatangannya ke Jabar dalam rangka memantau penanganan COVID-19 serta pemulihan ekonomi agar menjadi bahan masukan bagi komite. Pihaknya pun mengapresiasi kecepatan dan ketepatan penanganan COVID-19 di Jabar.
“Karena kami meyakini bahwa variabel-variabel atau penanganan di setiap daerah berbeda,” ujar Andika.
“Bapak Gubernur (Jabar) sejak awal pandemi muncul sudah menangani dengan baik, jadi kami yakin Pak Gubernur punya pengalaman yang lebih akurat bagaimana cara menanganinya. Ini semua sangat berguna untuk kami himpun dan laporkan ke ketua komite,” tambahnya.
Menurut Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono selaku Wakil Ketua Pelaksana II KPCPEN, inovasi Jabar dalam penanganan COVID-19 bisa dijadikan contoh bagi daerah lainnya.
“Kami tadi melihat sudah banyak inovasinya, akan kita sampaikan ke ketua (komite), semoga kalau positif akan diaplikasikan ke daerah lainnya,” kata Gatot.
“Kami juga akan lakukan (apa yang menjadi) permintaan Bapak Gubernur (Jabar) terkait penanganan di Depok. Semua akan jadi bahan (masukan) kita ke depannya,” tambahnya.