Bandung, bewarajabar.com — Di tengah pandemi Covid-19, warga Kota Bandung kompak saling tolong-menolong untuk membantu mereka yang kesulitan akibat wabah ini. Tak terkecuali warga Kelurahan Tamansari yang langsung membentuk Lumbung Darurat di 12 RW.
Lumbung Darurat adalah gerakan solidaritas warga untuk membantu tetangga yang kesulitan. Dengan konsep “Tengok Tetangga”, para warga secara swadaya menghimpun bantuan sembako untuk menolong keluarga yang kesulitan karena dampak sosial Covid-19.
Warga RW 12, salah satunya, langsung membentuk posko untuk merespon pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 22 April 2020 lalu.
Ketua RW 12 Harun Kasirun mengaku langsung melakukan rapat pada 23 April 2020 untuk menggalang donasi warga sekitar demi membantu mereka yang kesulitan.
“PSBB tanggal 22 April, sehari berikutnya kami rapat. Pada 24 April mengumpulkan donasi, 25 April kami sudah bagikan paket sembako ke warga yang membutuhkan,” jelas Harun di Posko Lumbung Darurat RW 12, Kel Tamansari, Rabu (29/4/2020).
Dalam sehari, pihaknya berhasil mengumpulkan donasi untuk diolah menjadi 125 paket sembako.. Para pegiat di posko langsung mendistribusikan paket-paket tersebut ke warga yang membutuhkan, berdasarkan hasil pendataan oleh Karang Taruna.
“Paketnya ada beras 2,5 kg, ada telur, gula, Indomie, dan minyak. Ini kita lagi kumpulkan lagi untuk pembagian selanjutnya,” katanya.
Saat Humas Kota Bandung mengunjungi posko, tampak beberapa paket sembako sudah siap dibagikan. Paket tersebut bisa diperoleh warga yang membutuhkan secara gratis.
“Ini sifatnya darurat jadi untuk warga yang tidak punya bahan pangan silakan datang ke sini, selama stoknya ada kita kasih,” ujarnya.
Stok paket sembako disimpan di ruang cafe yang tak beroperasi selama Covid-19. Pemilik café, Yana M. Purakusumah yang juga ditunjuk sebagai ketua pelaksana mengaku bersedia tempat usahanya dijadikan posko darurat.
“Ya daripada sepi, tamu juga nggak ada, pemasukan nggak ada, lalu saya dengar ada banyak masalah ini itu, ya sudah di sini saja. Ayo kita buat posko,” jelasnya.
Ia lalu meminta Karang Taruna yang terjun langsung mendata warga yang kesulitan. Namun Ia kaget saat melihat anggota Karang Taruna yang kembali padanya dalam keadaan berlinang air mata.
“Saya tanya kenapa nangis, ternyata si ini begini, ternyata di sana ada mahasiswa begini, yang kita nggak kenal mereka tapi ditemukan mereka kesulitan, kita sudah lihat,” bebernya.
Ia bercerita, ada pula warga perantauan yang tinggal di wilayah tersebut, seperti mahasiswa yang tak bisa pulang dan kekurangan biaya, ada pula pegawai Baltos yang dirumahkan karena tokonya tutup.
“Jadi penerimanya bukan warga sini saja. Kita memang buat skala prioritas, tetapi selama dia membutuhkan meskipun bukan warga sini kita kasih,” ucapnya.
Saat ini, posko di RW 12 sedang menghimpun donasi untuk pemberian bantuan gelombang kedua. Ia menargetkan bisa menghimpun sampai 150 paket sembako.