Bandung, Bewarajabar.com — Kelurahan Kebon Jayanti, Kecamatan Kiaracondong, Kota Bandung terus berupaya mencegah penyebaran virus corona di wilayahnya. Salah satunya yaitu membangun kesadaran warga akan bahaya SARS CoV-2.
Lurah Kebon Jayanti, Abdul Manaf mengatakan, sejak awal Maret 2020 lalu pihaknya mengajak para tokoh agama, sesepuh, pengurus RT/RW, Babinsa dan Polsek bergerak cepat untuk mengantisipasi virus yang disinyalir berasal dari Wuhan, China.
Namun meski berbagai upaya telah dilakukan, nyatanya pada akhir September 2020 virus corona mulai masuk ke wilayahnya. Kasus pertama diketahui berasal dari seorang warga yang baru pulang dari luar kota.
“Sampai dengan awal September kami memang tidak ada yang terpapar, namun mulai 20 September 2020 baru muncul ada warga yang terpapar dari satu orang warga,” terangnya kepada Humas Kota Bandung, Selasa 16 Februari 2021.
Sebelumnya diberitakan, di Kelurahan Kebon Jayanti sejak awal pandemi pada Maret 2020 hingga kini tidak ada yang terpapar virus corona. Namun setelah Manaf mengonfirmasi ulang ke Puskesmas dan RT/RW setempat, ternyata ada warganya yang terpapar Covid-19.
“Setelah itu Covid-19 mulai menyebar ke beberapa RW,” imbuhnya.
Ia mengakui, perbedaan data tersebut dikarenakan pihaknya mengacu pada informasi yang diterima dari Puskesmas. Namun ia tidak mengetahui jika ada warganya yang positif Covid-19 berobat secara langsung ke rumah sakit, sehingga tidak terdata oleh kelurahan.
“Patokan kami sebelumnya bukan dari Pusicov tapi dari Puskesmas. Karena kami hanya mendata by name by address,” terangnya.
Berdasarkan data yang tertera di Pusicov (Pusat Informasi Covid-19) Kota Bandung hingga 15 Februari 2021, terdapat 34 kasus positif di Kelurahan Kebon Jayanti. 33 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh Sedangkan 1 orang lainnya meninggal dunia.
Menyikapi kasus positif Covid-19 di wilayahnya, Manaf menyatakan akan semakin gencar mencegah penyebaran Covid-19, termasuk memaksimalkan pengawasan penerapan PPKM Mikro di Kelurahan Kebon Jayanti.
“Kami akan terus memberikan pembekalan-pembekalan. Kami ingin kembali seperti awal September tidak ada kasus, apalagi bulan Ramadhan sebentar lagi,” harapnya.