Hal itu tentu membuat Aulia dan Meli merasa sedih. Kendati begitu, keduanya tetap bersyukur karena masih berkesempatan untuk menjadi Paskibraka Kota Bandung.
“Tapi alhamdulillah bagi saya ini adalah pengalaman yang tidak ada kesempatan kedua. Ini pengalaman berharga yang hanya terjadi sekali seumur hidup,” ucap Aulia.
Keduanya juga merasa beruntung bisa menjadi Paskibraka, sebab itu telah menjadi cita-cita sejak duduk di bangku SMP.
“Paskibraka mengajarkan kami tertib dan disiplin. Pelajaran yang kita terima berbeda dengan organisasi lain, cara bersikap, cara berbicara, itu terlatih,” imbuh Meli.
Latihan tahun ini juga terbilang mendesak. Menurut Ketua Paskibraka Kota Bandung Eki Dudi Darmawan, para Paskibraka baru efektif latihan setelah memasuki bulan Agustus. Itu pun mereka harus latihan secara bergiliran agar tidak ada kerumunan massa.
“Untuk jumlah awal yang berlatih 20 orang, ke sininya dikerucutkan menjadi 8, untuk mengantisipasi supaya menghindari hal yang tidak diinginkan. Kita atur jadwal dengan cermat. Waktu 20 orang kita atur dan dibagi dua. Pelatihnya juga diatur,” paparnya.