Bandung, BewaraJabar — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung kembali menjadi tutor bagi daerah lain di Indonesia.
Kali ini, Pemkot Bandung memberikan kiat-kiat kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal soal tata kelola pemerintahan. Mulai dari pelayanan publik, infrastruktur, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial hingga hal lainnya.
Rombongan Pemkab Tegal dipimpin oleh Sekretaris Daerah Kabupten tegal, Widodo Joko Mulyono dan memboyong sejumlah kepala organisasi perangkat daerah (OPD).
Rombongan langsung diterima oleh Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Selasa 30 November 2021.
Sebelumnya, Pemkot Bandung juga menerima kunjungan dari Pemkan Sumbawa dan Pemkot Salatiga.
Sekretaris Daerah Kabupten Tegal, Widodo Joko Mulyono mengakui, roda pemerintahan di wilayahnya perlu reformasi yang maksimal guna memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
“Maksudnya datang ke sini tidak hanya kajian tapi juga meniru. Kita sebagai kabupaten berani ke Kota Bandung memiliki semangat kebersamaan. Bagaimana Kabupaten Tegal bisa melalukan tata kelola pemerintahan yang bisa menyentuh masyarakat pelayanan publik yang baik,” bebernya.
Widodo mengaku sengaja membawa rombongan yang cukup banyak agar bisa menimba ilmu ilmu, memahami dan harapannya mampu meniru.
“Kami bawa rombongan Setda Kabupaten Tegal. Harapannya bisa meniru bagaimana tata kelola pemerintahan kota Bandung. Pertamanan, pelayanan publik dan sebagainya,” ujarnya.
Tak hanya itu, Pemkab Tegal juga ingin mengetahui soal pemberdayaan UMKM di Kota Bandung. Termasuk soal infrastruktur pun untuk menampung para mileneal seperti co-working space. Hal itu bisa menjadi acuan untuk tumbuhnya kreatifitas warga Tegal.
“UMKM bisa modern. Co-working space di sana kita hadirkan untuk area konsultasi maupun diskusi sampai wirausaha muda dengan tagline ‘Ciptakan bos muda’,” kata Widodo.
Sementara itu, Sekda Kota Bandung, Ema Sumarna mengucapkan selamat datang di Kota Bandung.
“Kami ucapkan selamat datang di Kota Bandung. Mudah-mudahan selama disini banyak kesan baik. Jumlah penduduk itu 2,5 juta, kalau itu pendekatan administrasi. Jika pendekatan dengan penduduk di Bandung Raya dan sekitarnya, itu bisa mencapai 3,2 juta,” jelasnya.
Menurutnya, inovasi menjadi keniscahyaan untuk menghadirkan kemudahan. Oleh karenanya, pemerintah perlu memiliki strategi yang jitu.
“Kita harus adaptasi. Soal kolaborasi juga khususnya dalam infrastruktur itu menjadi keniscahyaan dan kemudahan. Seperti pembangunan taman itu jika kolaborasi mengandeng pihak lain bisa lebih ringan,” ujarnya.
Ema pun mengajak rombongan untuk melihat situasi Bandung Command Center (BCC) sebagai pusat pemerintahan di Kota Bandung.