Sementara karena pertikaian KPK dengan Polri, para pemimpin KPK, satu persatu mengundurkan diri, dan Sebagai Plt. KPK, ditunjuk Tumpak Hatorangan Pangabean, Mas Ahmad Santosa dan Waluyo, sebagai Wakil Ketua. Tahun 2011- 2015, KPK dipimpin oleh Abraham Samad, Bambang Wijarnako, Busro Muqodas, Adnan Pandu Praja ( 2011 – 2014). Saat dipimpin oleh Abraham Samad dan Bambang Widjanarko, KPK mendapat tamparan keras karena kalah dalam praperadilan atas sangkaan kasus gravitasi/korupsi Komjen Budi Gunawan.
Ketika Komjen Budi Gunawan sehari mau dilantik menjadi Kapolri. Akhirnya Komjen Budi Gunawan batal menjadi Kapolri dan akhirnya, mengajukan pra peradian terhadap KPK dan ujungnya KPK kalah di praperadilan. Di era ini, KPK dominan lebih mengedepankan gaya aktivis dan LSM, dengan lantang menyuarakan penegakan hukum namun realisasinya, tidak lebih baik dari KPK sebelumnya. Pada akhirnya Abraham Samad dan Bambang Widjarnako mengundurkan diri karena bermasalah dengan hukum.
Kemudian KPK dipimpin, dalam masa injuri time dipimpin oleh Busyro Muqoddas. Tahun 2015 s/d 2019, KPK dipimpin oleh Agus Rahardjo (Ketua) didampingi oleh Wakil Ketua masing- masing Basaria Panjaitan, Alexander Marwata, dan Saut Situmorang. Diera ini KPK bisa bangkit kembali dengan ditangkapnya Ketua Umum Golkar Setya Novanto, dalam kasus korupsi dan sampai saat ini masih dibui di LP Sukamiskin.
Kemudian tahun 2019- 2023, KPK dipimpin oleh Firli Bahuri, sebagai ketua, di dampingi para Wakil Ketua adalah Alexander Marwata, Lili Pintauli Siregar, Nurul Gufron dan Nawawi Pomolongo. Diawal Kepemimpinan Ketua KPK Firli Bahuri, sudah muncul kecurigaan dari aktivis KPK yang dimotori Novel Baswedan, bahwa terpilihnya Ketua KPK yang baru, dicurigai akan melemahkan KPK. Namun kita melihat Ketua KPK Firli Bahuri, tidak terpengaruh oleh isu dan hoak, pada akhirnya publik dapat melihat hasil operasi tangkap tangan para koruptor, gravitasi sama baiknya dengan para pemimpin KPK sebelumnya, dan saat ini sedang menangani.