Lebih dari 900 ribu tersalurkan, 600 ribu untuk penerima non DTKS dan 300 ribu DTKS
Bandung, Bewarajabar.com — Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) terus melengkapi penyaluran bantuan pertama (bansos) komersial dan keluarga untuk Keluarga Rumah Tangga Sasaran (KRTS), baik di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) yang rutin Dihadirkan oleh pemerintah sebagai ekonomi bawah maupun non DTKS miskin atau terdepan dari pandemi COVID-19.
Teranyar, Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar mengedepankan persetujuan penyaluran bansos dengan meluncurkan fitur baru di aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jawa Barat) yaitu SOLIDARITAS (Sistem Online Data Penerima Bantuan Sosial).
Lewat SOLIDARITAS, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, pihaknya mendukung transparansi dan akuntabel dalam melaksanakan tugas penanggulangan COVID-19, termasuk dalam bansos.
“Sekarang ada fitur SOLIDARITAS (yaitu) Sistem Data Online Penerima Bantuan Sosial. Di situ masyarakat bisa mengetahui dia masuk sebagai salah satu penerima bansos gubernur,” ucap Daud saat berbicara tentang Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Gudang Bulog Gedebage, Kota Bandung, Jumat (5/6/20).
“Atau masyarakat bisa mengecek seandainya data SOLIDARITAS itu ada masyarakat yang kira-kira tidak layak menerima (karena mampu), diterima laporkan, membantu kami menemukan data-data seperti itu,” tegasnya.
Selain itu, Daud juga melaporkan perkembangan COVID-19 di Jabar. Hingga Jumat (5/6) pukul 17:44 WIB, pasien pulih di Jabar kini menerima 764 orang. Sementara kasus terkonfirmasi positif di Jabar diterima 2.366 kasus dengan 158 orang meninggal dunia.
Sementara Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang masih dipantau jumlah 4.132 orang dari total 51.257 ODP dan jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang masih dalam proses pengawasan 1.475 pasien dari total 8.885 PDP se-Jabar.
Dalam agenda tersebut, Daud turut mengajukan keputusan perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) lima kabupaten / kota di Bogor-Depok-Bekasi (Bodebek) selama 28 hari atau dua kali masa terpanjang virus inkubasi SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Proporsional PSBB ini disesuaikan dengan tingkat kewaspadaan di tingkat kecamatan, desa, dan kelurahan dalam bentuk Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM).
“Gubernur telah mengeluarkan keputusan memperpanjang PSBB Bodebek secara proporsional hingga 2 Juli 2020, selaras dengan DKI Jakarta yang transisional,” ucap Daud.
“Status tanggap darurat COVID-19 di Jabar pun diperpanjang dan berakhir kompilasi status darurat dalam Keputusan Presiden dicabut,” tuturnya.
Terkait bansos, Wakil Pimpinan Wilayah Bulog Divre Jabar Lilik Nurcholiq menjelaskan bahwa pihaknya sudah mengemas 946 ribu bansos makanan dari target 1,4 juta KRTS non DTKS.
Sisanya, lanjut Ahmad, saat ini dalam proses pengepakan dari tiga gudang Bulog di Cimindi (Kota Cimahi), Paseh (Kabupaten Sumedang), dan Gedebage (Kota Bandung) untuk dikirim ke PT Pos Indonesia yang ditawarkan sebagai penyalur bansos.
“Selama ini tidak ada tantangan yang berarti (dalam pengepakan). Kekurangan penyaluran, sekitar kurang lebih 500 ribu (pak bansos), saat ini sedang diproses di tiga gudang untuk disalurkan ke hub PT Pos Indonesia,” ucap Ahmad.
Ahmad menambahkan, berbagai produk di bansos, mulai dari beras, mi instan, terigu hingga gula, disuplai dari petani / produsen di Jabar. “Pengadaan dari seluruh wilayah Jabar, artinya semua pesaing yang ada di bansos provinsi ini adalah produk dari warga Jabar,” ucapnya.
“Semoga apa yang Perum Bulog lakukan untuk masyarakat dapat membantu meringankan masyarakat terdampak COVID-19,” kata Ahmad.
Sementara itu, Kepala Regional V Jabar dan Banten PT Pos Indonesia Helly Siti Halimah, pihaknya mendapatkan tugas untuk menyalurkan bansos kepada kurang dari 396 ribu KRTS DTKS dan sekitar 1,4 juta KRTS non DTKS.
Hingga Jumat (5/6), lebih dari 600 ribu paket bansos sudah disalurkan ke KRTS non DTKS terdampak COVID-19. Sementara untuk KRTS DTKS sudah tersalurkan hampir seluruhnya, sehingga totalnya, bansos Jabar yang sudah disalurkan lebih dari 900 ribu atau lebih satu juta paket makanan dan eceran.
“PT Pos Indonesia bekerja sama dengan Perum Bulog telah menyalurkan barang dropping, uang, dan telur untuk lebih dari 600 ribu KRTS non DTKS. Kami sangat bergantung dengan menjatuhkan dari Bulog dan siap menyalurkan kapan pun,” kata Helly.
“Kami sediakan 472 gudang / hub untuk menerima dropping dari Bulog dan siap menyalurkan (bansos) ke 1,4 juta KRTS non DTKS bekerja sama dengan ojol (ojek online) dan mitra Pos lainnya seperti Karang Taruna dan pemerintah untuk memperlancar dan meningkatkan pendistribusian, “tambahnya.